How to Train Your Dragon – Review

Memang tidak enak rasanya dikucilkan oleh orang2 di sekitar kita. Tapi itulah kenyataan yang dialami Hiccup, tokoh utama dalam animasi Dreamworks ini, dirinya tidak dianggap oleh para Vikings karena tidak pernah atau bisa dibilang tidak berani membunuh seekor naga, padahal dalam budaya Vikings membunuh naga adalah suatu pekerjaan yang wajib. Ingin membuktikan bahwa dirinya bisa membunuh naga, Hiccup tiba2 tidak sengaja menembak jatuh naga yang selama ini yang menjadi incaran mereka pada saat peperangan dengan naga terjadi di desa mereka. Merasa senang karena berhasil menangkap seekor naga, Hiccup menceritakan kejadian itu kepada para penduduk, tapi tidak ada yang percaya, bahkan teman dan ayahnya pun tidak percaya juga. Akhirnya tanpa sepengetahuan siapapun, Hiccup mencari naga tangkapannya tersebut lalu secara bertahap melatih serta menungganginya untuk membuktikan bahwa ia juga layak dianggap sebagai Vikings.

Dreamworks yang beberapa tahun belakangan selalu kalah oleh Pixar, berhasil menghasilkan animasi yang berkelas, bahkan bisa dibilang inilah animasi terbaik mereka. Ceritanya mungkin sederhana, tetapi penyampaian cerita/story-telling nya yang sangat menarik membuat penonton ikut terbawa dalam suasana. Karakter2 dalam film ini juga cukup bagus, semuanya berperan dengan baik, tidak ada yang mubazir atau berlebihan. Apalagi animasi ini didukung dengan teknologi 3D yang berbeda dengan animasi lain. Pemiilihan angle yang kreatif membuat efek 3D nya semakin terasa, terutama ketika adegan terbang bersama naga. Benar kata teman saya, mungkin animasi lain buatan Dreamworks terasa ada yang kurang atau ada yang berlebih, tetapi dalam How to Train Your Dragon segala sesuatunya terasa pas, tidak ada yang kurang ataupun lebih.

Great Job, Dreamworks. Semoga terus membuat animasi2 yang berkualitas dan kita lihat apa bisa terus bersaing dengan Pixar?

9/10

This entry was posted in Movies and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

9 Responses to How to Train Your Dragon – Review

  1. aquinova says:

    Nyesel deh ngga 3D! Wah kalo lo ngomongin angle gw kurang ngerti deh Lan.. Tapi setuju dengan 9 out of 10 lo.. Cerita dan gambarnya bagus, sepanjang film gw mau mati kegemesan karena ekspresi si Toothless bego banget.

    For me the best part is the ending.. Kalo gw bilang sekarang jadi spoiler ngga sih? *takut* Anyway, jadi rada realistic aja.. Ngga yang fairy-tale-happy-ending gitu, tapi tetap fun. Hehe..

    Ngomong2, pacar gw bilang bilang Toothless mirip sama Stitch.. Versi jahat -__-

    • fleimboy says:

      setuju tud, yg bikin gw bisa nilai ampe 9 juga karena endingnya.. suka abis ama filmnya, semuanya pas ga ada yg kurang, terutama humornya..

  2. aquinova says:

    Tapi posternya ngga mengundang ya?

  3. movie-klik says:

    salam kenal 🙂 saya link ya blognya? mampir juga ke http://www.movie-klik.blogspot.com 🙂

  4. yashfajauhar says:

    WOw… mantap… Animasinya kweren… ndak kalah ama Pixar

  5. Budi Cahyono says:

    film dreamwork terbaik selain kungfu panda, hmm..

  6. xcatra says:

    the best dreamworks animation ever made so far …………

    selama ini krg suka ama animasi nya dreamworks, tp buat HTTYD gw acungin jempol dah…..

  7. movienthusiast says:

    😀 emang gw dulu meragukan dreamworks
    dan sekarang sudah hampir menyaingi pixar

  8. Pingback: Despicable Me – Review | Koffie Break

Leave a comment